Jumat, 29 Juli 2016

Trembesi


sepokok trembesi menyalami matahari
menghalau kabut di sepanjang pagi
di ujung trotoar yang sepi
aku terluka ditusuk jarum jam yang mati

aku ingat saat itu
angin sibuk memainkan rambutmu
menerobos daun-daun sayu
huruf demi huruf gemetar dari bibirmu

"ini april....
tak ada lagi hujan yang gigil
hanya sederet nama di batang trembesi
yang masih tergores abadi
selebihnya adalah sunyi yang menari-nari"

kau tahu, aku ingin meneduhkan terik yang teramat
tempat segala kepulangan tercatat
hingga tak ada lagi pertanyaan
tentang kaki siapa yang lebih dulu meninggalkan

Tangerang, 06042016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar