Jumat, 29 Juli 2016

Langit Di Atas Sudirman Park



langit di atas Sudirman Park hampir memerah
cakrawala merona dari balik kaca
huruf demi huruf berlarian di jalanan kota
menyibak kemacetan di antara ruas Jakarta
pada sepasang tubuh, kerinduan begitu rekah

secangkir kopi hitam kental susu, dan segelas teh manis hangat mengepul di udara
diletakkan bersisian di bibir meja
sisa denting sendok yang beradu masih terdengar samar
serupa nada-nada di atas panggung opera
memainkan simfoni nomor 6 dalam F-mayor

hanya diam yang terbaca
selalu lebih banyak dilepaskannya tatap mata
dibanding harus mengurai kata-kata
sambil mengukir sebaris nama di ujung jendela
tanpa bicara...

di ketinggian ini waktu seakan berhenti
malam-malam dihabiskan dengan ragam kisah hingga pagi
sorot lampu saling menikam, menyisir jauh ke dini hari
lalu tibalah kumandang subuh mengawali matahari
demikian berulang kali; entah sampai kapan kisah ini disudahi

Sudirman Park, 20.03.2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar