Jumat, 29 Juli 2016

Pagi Yang Jauh


sehening pagi yang jauh, kembali menepi
huruf-huruf pernah kehilangan arti
barisan sajak yang tak rampung ditulisi
menjadi pemantik di dada kiri
ketika sudut beranda dilanda sepi
aku bayangkan kau dengan secangkir kopi
dan aku dengan sekerat roti
duduk di beranda yang berbeda
masih dengan pagi yang sama
menerka segala yang singgah di dada
di sini, aku kembali menulis tentang rindu yang riuh
tentang pagi yang jauh

Tangerang, 01.04.2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar